Maukah kamu bersahabat dengan letih sepertiku?


Pernahkah kamu letih? 
Letih menandakan kita telah melewati sebuah perjalanan. Letih juga sebuah tanda bahwa kita ada dalam medan juang. Tak ada pencapaian tanpa rasa letih. Kita sering sekali mengeluh kesah akan rasa yang bernama letih. Bagaimana jadinya jika letih itu adalah teman hidupmu? Sanggupkah? Bersedia kah? Makanya tak banyak yang menjadi sahabat setia letih. Karena tak banyak yang mau lelah untuk mencapai sesuatu. Diantara kita tentunya selalu ingin melewati perjalanan dan perjuangan tanpa teman yang bernama letih. Benarkan? Padahal letih itu sangat baik. Ia penasehat kita dalam perjalanan. Mengingatkan kita dan juga memberikan perasaan bahagia diakhir perjuangan. 

Bila engkau tak merasakan letih dari awal perjalanan menuju tujuan, bisakah engkau merasakan bahagianya sebuah percapaian? Kapankah kita menghargai perjalanan kita. Para musuh letih tak ingin kita menyadari bahwa penciptaan rasa bernama letih membuat kita mengingat Sang Khalik. Bila tak ada letih, kapan kita naik kelas untuk mencapai ridhoNya? Bukannya keluh kesah dalam memperjuangkan kebaikan dihadapanNya membuat Allah tersenyum dan berbahagia. Bahwa ada hamba yang berjuang untuk selalu mengingatkan manusia dalam kebaikan. 
Aku sendiri pun menyadari memang berteman dengan letih itu tak mudah. Tapi aku lebih peduli dengan hikmahnya untuk menghargai perjuanganku dan hidupku untukNya. Jika kamu juga ingin menemaniku, mau kah kamu bersahabat dengan letih sepertiku? 

- Melati Octavia
Previous
Next Post »
0 Komentar