Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Siapakah yang beruntung itu?

"Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."
[Al Baqarah (2) : 2-5]

Kelembutan Hati

Ada seorang syekh melihat seorang anak berwudhu di tepi sungai sambil menangis. Syekh tersebut bertanya, “Wahai anakku, mengapa engkau menangis?”

Anak tersebut menjawab, “Saya membaca ayat Alquran, hingga sampai ayat: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS At-Tahrim [66]: 6). "Saya takut, jangan-jangan Allah memasukkan saya ke neraka.”

Syekh tersebut berkata, “Wahai anak kecil, kamu tidak akan disiksa, karena kamu belum baligh. Jangan merasa takut, kamu tidak berhak memasuki neraka.”

Anak kecil tersebut menjawab, “Wahai syekh, engkau adalah orang yang pandai, tidakkah syekh tahu bahwa seorang yang menyalakan api untuk satu keperluannya itu memulai dengan kayu-kayu yang kecil baru kemudian yang besar.”

Seraya menangis syekh tersebut berkata dalam hati, “Anak ini lebih takut kepada neraka daripada saya.”

Itulah gambaran kelembutan hati seseorang yang dibingkai dengan iman. Seorang yang betul-betul beriman dan senantiasa bertambah keimanannya akan semakin peka dan mudah merasai sesuatu, karena semua perkara akan dilihat dari kehendak-kehendak Allah, bukan dari kehendak-kehendaknya.

Seorang yang beriman kepada Allah pasti akan sedih apabila tidak dapat bersedekah karena tidak memiliki harta, akan takut apabila azab akan menimpa dirinya sewaktu-waktu, akan bersedih bila tidak mampu membantu orang-orang yang susah, akan meneteskan air mata kesedihan apabila melihat anak-anak yang terlantar, akan harap apabila nanti dimasukkan ke dalam surga, akan gembira apabila imannya terus kekal hingga ke penghujung usia, dan begitu seterusnya.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Demi Allah, seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu akan sedikit tertawa dan akan banyak menangis.” (HR Tirmidzi).

Seorang Tabi’in pernah berkata, “Siapa diberi ilmu dan tidak membuatnya menangis maka lebih baik baginya untuk tidak diberi ilmu, kerana Allah telah menerangkan bahwa sifat orang yang berilmu itu adalah menangis.” (HR Ad-Daraami).

Oleh karena itu, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang takut kepada Allah (karena kelembutan hatinya) adalah orang-orang yang berilmu, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama (orang-orang yang berilmu).” (QS Fathir [35]: 28). Wallahu a’lam.
 

Ditulis oleh H Imam Nur Suharno MPdI
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/01/16/lxuo3z-kelembutan-hati

Sambut Tangan Ibu dan Ayah ke Surga


Kamu tahu apa yang paling diinginkan oleh orang tua kepada anaknya?
"Waktu"
Kamu tahu apa yang paling diinginkan oleh seorang anak kepada orang tuanya?
"Waktu"
Video "Be The Winning Father" Ustadz Subhan Bawazier, Sebuah kajian yang cukup menginspirasi buat semua usia, baik untuk orang tua, maupun untuk anak muda. semoga bermanfaat.
Sumber Video: Aladzievie Channel

Yuk Ganti Buku Bacaan Kita!


Allah Ta’ala berfirman,
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Ruum: 7)

Sumber : Rumaysho.com

Fokus mana vroh!


Islam adalah agama yang sempurna, mengajarkan hubungan manusia kepada Allah, manusia kepada manusia dan manusia kepada ciptaan Allah yang lainnya. Islam memiliki panduan yaitu Alquran, yang ditulis dalam bahasa arab dan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Panduan hidup seorang muslim adalah Alquran. Akan tetapi kita malah sering membaca buku buku biasa, yang sebenarnya semua sudah dijelaskan dalam Alquran. Selanjutnya Alquran di tunjang oleh tafsir, dan kitab-kitab yang lain, yang berisi sunnah-sunnah Rasullah SAW. Seandainya saja kita bisa mempelajarinya dengan baik dan benar, insyaallah kita bisa mendapatkan kebahagian didunia, begitupun di Surga.
 
Akan tetapi tak jarang kita mendapatkan seorang profesor, pejabat negara atau pengusaha yang kaya raya, untuk membaca Al-Fatihah dalam sholat saja dapat dikatakan belum baik dan benar. Padahal Al-Fatihah itu seharusnya sudah mendarah daging buat setiap muslim. Bahkan tak jarang kita mendapatkan perilaku-perilaku kasar darinya. Pertanyaan saya, “apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?”.
 
Ternyata inilah yang disebut “Kita disibukkan oleh dunia”. Kita lupa untuk belajar Al-quran, kita lupa untuk membaca kitab kitab yang berisi panduan hidup Rasulullah SAW. Kita sibuk membaca panduan bisnis dan cepat kaya ala bla-bla.    
 
Aku menulis ini bukan berarti sempurna, melainkan sebagai introspeksi diri. Semoga kedepan bisa membagi waktu dengan baik dan benar, semoga kedepan bisa belajar banyak lagi tentang ilmu agama.

Berlapang Dada dalam Perbedaan


Jangan sampai kita berkotak-kotak dan mau di kotak-kotak.
Sehingga merasa kelompok Kajian kita yang terbaik.
Siapa berani Jamin? dan bersumpah atas nama Allah? Kajiannya yang paling baik dan benar 100%, Siapa?
Jangan sampai kita berpecah hanya karena kita dari firqoh-firqoh yang berbeda seakan akan firqoh dan Tempat kita ngaji yang paling baik.
Saling berlapang dada dalam perbedaan itu lebih "Indah kemudian selamat dan berakhlaq di zaman penuh fitnah ini".
Jangan biarkan Syetan menyusup ke hati-hati kita menimbulkan was-was dan syubhat lalu membuat kita berpecah.
Na'udzubillahiminzalik
Jangan berpecah!

Ingat!

Selama kelompok/komunitas/firqoh itu dia masih punya dalil, terlepas dalilnya sahih, hasan atau dhaif. Asal tidak palsu.
Mau Salafy, NU, PKS/Tarbiyah, FPI, Muhammadiyah, Buya Yahya, Majlis Dzikir Ust Arifin Ilham, & majelis-majelis lainnya.
selama Ahlussunnah.
Kenapa jadi berbeda-berbeda hanya karena Kelompok Kajian?.
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?

Dan tidak lain pasti karena merasa paling benar sendiri kelompoknya!.
Zaman ini adalah zaman yang susah betul menyatukan ummat islam.
APABILA Ada lembaga yang bisa menyatukan, bahkan ngajak berdakwah bersama, dalam satu Kalimat LAAILAHAILLALLAH, seharusnya "senang" dan bahagia sehingga kita dapat berkumpul dan bisa bersatu sesama Ahlussunnah Wal Jamaah.

Jangan merasa Ahlussunnah sendiri.
Tapi Buatlah Lembaga itu sebagai Salah satu Pelopor Kebangkitan Persatuan dan Kesatuan.
Sehingga saat imam mahdi yang Allah tentukan muncul, maka kita akan sama-sama berjuang dengannya dengan jiwa yang sudah bersatu sebelumnya. Bahagiakan?.

Kalau masih ada yang menghina, menjelekkan, memusuhi komunitas lain, Ustadz lain atau merasa kajiannya yang paling benar, Itu bukan Ahlussunnah Sejati. Pasti ada yang salah sama jiwanya.
Bersatulah ya Ikhwah...
Bersatulah!
Bersatulah!

*Rehab Hati Riau*
Tazkiyanafs & Ruqyah Syar'iyyah

Kaos Kaki Kesayangan Ayah


PAK Budiman Hartono, sebut saja begitu, seorang yang terkenal dan kaya raya dari sebuah kota di Jawa Timur, sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anaknya.
 
“Anakku,” demikian beliau berwasiat, “jika Ayah sudah dipanggil Allah yang Maha Kuasa, ada permintaan Ayah kepada kalian: Tolong pakaikan kaos kaki kesayangan Ayah walaupun kaos kaki itu sudah bolong. Ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa merintis usaha di perusahaan Ayah dan minta tolong kenangan kaos kaki itu dipakaikan bila Ayah dikubur nanti.
 
Akhirnya sang ayah wafat.
 
Ketika mengurus Jenazah dan saat akan dikafani, anak-anaknya minta ke pak ustadz untuk memakaikan kaos kaki yang robek itu sesuai wasiat ayahnya.
Akan tetapi pak ustadz menolaknya. “Maaf secara Syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayit,” ujar pak ustadz.
Terjadilah perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak ustadz yang melarangnya.
Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus notaris keluarga tersebut. Sang notaris menyampaikan: “Sebelum meninggal Bapak menitipkan Surat Wasiat, ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk.”
Maka dibukalah surat wasiat sang bapak yang sudah meninggal itu untuk anak-anaknya yang dititipkan kepada notaris tersebut.

“Anak-anakku,” bunyi surat wasiat itu. “Pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah Ayah
 
“Lihatlah anak-anakku, padahal harta Ayah sangat banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah, kebun dan sawah dimana-mana, rumah mewah banyak, tetapi tidak ada artinya ketika Ayah sudah meninggal dunia.

“Bahkan kaos kaki bolong saja tidak boleh dibawa mati… Begitu tidak berartinya harta dunia, kecuali iman dan amal kebaikan kita.

“Anak-anakku, inilah yang ingin Ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang hanya sementara. Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah iman dan amal shalih.

“Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju ridha Allah SWT“.

Dia yang diperebutkan




يحكى أن فتى قال لأبيه أريد الزواج من فتاة رأيتها

وقد أعجبني جمالها وسحر عيونها

Alkisah. Ada seorang anak laki-laki berkata kepada bapaknya: "Pak, aku ingin menikahi seorang gadis yang pernah aku lihat, dan aku suka kecantikan dan pesona matanya".

رد عليه وهو فرح ومسرور وقال أين هذه الفتاة حتى أخطبها لك يا بني

Bapaknya dengan suka cita dan bahagia menanggapi: "Tinggal dimana gadis itu wahai anakku?  Biar nanti bapak yg mengantarmu melamarnya".

فلما ذهبا ورأى الأب هذه الفتاة أعجب بها وقال لابنه

Pergilah keduanya menemui gadis tersebut. Ketika sang bapak melihat gadis itu, ia pun tertarik, dan berkata kepada anaknya:

 اسمع يا بني هذه الفتاة ليست من مستواك! وأنت لا تصلح لها هذه يستاهلها رجل له خبرة في الحياة وتعتمد عليه مثلي

"Dengarlah anakku . . gadis ini bukan levelmu, kamu tidak cocok dengannya. Gadis ini cocok dengan pria yang memiliki pengalaman hidup seperti aku"

اندهش الولد من كلام أبيه وقال له: كلا بل أنا سأتزوجها يا أبي وليس أنت

Terkejutlah si anak mendengar kata-kata bapaknya, dan berkata: "Tidak! Aku yang akan menikahinya, bukan bapak!"

تخاصما وذهبا لمركز الشرطة ليحلوا لهم المشكلة

Keduanya pun ribut, dan memutuskan pergi ke kantor polisi untuk menyelesaikan masalah.

عندما قصا للضابط قصتهما قال لهم: احضروا الفتاة لكي نسألها من تريد الولد أم الأب

Keduanya menceritakan permasalahannya kepada seorang petugas polisi. Lalu, polisi itu berkata: "Hadirkan gadis itu kesini, agar aku bisa bertanya kepadanya siapa yang akan ia inginkan: si anak atau bapaknya".

ولما رآها الضابط وانبهر من حسنها وفتنتها

Ketika petugas polisi melihat gadis itu, ia pun tertarik dengan sikap ramah dan pesonanya.

 وقال لهم: هذه لا تصلح لكما بل تصلح لشخص مرموق في البلد مثلي

Lalu polisi itu berkata: "Gadis ini tidak cocok untuk kalian berdua, ia cocok untuk orang terkemuka di negeri ini, yaitu aku!"

وتخاصم الثلاثة وذهبوا الى الوزير

Ketiganya pun ribut. Lalu mereka pergi menghadap menteri.

عندما رآها الوزير قال: هذه لا يتزوجها إلا الوزراء مثلي

Dan ketika menteri melihat gadis itu, ia berkata: "Gadis ini tidak ada yang cocok untuk menikahinya, kecuali seorang menteri seperti aku!"

وأيضا تخاصموا عليها حتى وصلا لأمر إلى أمير البلدة

Keributan terjadi lagi. Akhirnya sampailah mereka menghadap presiden.

وعندما حضروا قال: أنا سأحل لكم المشكلة احضروا الفتاة

Presiden berkata: "Aku akan memutuskan masalah kalian . . Hadirkan gadis itu ke sini!"

فلما رآها الأمير قال بل هذه لا يتزوجها إلا أمير مثلي

Ketika presiden melihat gadis itu, ia berkata: "Tidak ada yang cocok untuk menikahinya, kecuali seorang presiden seperti aku!"

وتجادلوا جميعا

Terjadilah perdebatan antara mereka...

ثم قالت الفتاة

Lalu gadis itu berkata:

أنا عندي الحل!! سوف أركض وانتم تركضون خلفي والذي يمسكني أولا أنا من نصيبه ويتزوجني

"Aku punya solusi!! Kita adakan perlombaan. Aku akan berlari, dan kalian semua berlari di belakangku, siapa yang bisa mengikatku pertama kali, Aku menjadi miliknya maka dialah yang menikahiku".

وفعلا ركضت وركض الخمسة خلفها الشاب والأب والضابط والوزير والأمير وفجأة وهم يركضون خلفها سقط

Dan benarlah, ketika gadis itu berlari, kelima laki-laki: anak, bapak, petugas polisi, menteri dan presiden, berlari mengejar gadis tersebut dari belakang.

الخمسة في حفرة عميقة 

Namun tiba-tiba kelimanya jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam.

ثم نظرت عليهم الفتاة من أعلى وقالت

Kemudian, sambil melihat mereka dari atas, gadis itu berkata:

هل عرفتم من أنا؟ أنا الدنيا!

"Apakah kalian tahu siapa aku? Aku adalah dunia!!"

أنا التي يجري خلفي جميع الناس ويتسابقون للحصول على ويلهون عن دينهم

Aku adalah sesuatu yg dikejar dan diperebutkan oleh semua orang, mereka berlomba untuk mendapatkan aku, hingga mereka lalai terhadap agama mereka.

 في اللحاق بي حتى يقع في القبر ولم يفوز بي

Mereka bersenang-senang untuk mengejarku, sampai akhirnya masuk ke liang kubur, namun mereka tidak memenangkan atas diriku".

اللهم لاتجعل الدنيا اكبر همنا

AllaaHumma laa taj'alid-dunya akbaro Hammi-naa.

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami.

Doa-doa Indah Para Nabi dalam Al Quran



1. Doa Nabi Adam
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin
Artinya: Ya Allah, kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.

2. Doa Nabi Nuh
Robbi inni audzubika an as alaka maa laisalli bihi ilmun wa illam tagfirli watarhamni akum minal khosirin (surat Hud; 47)
Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang–orang yang merugi

3. Doa Nabi Ibrahim
Robbana taqobal minna innaka anta sami’ul alim wa tub alaina innaka antat tawwaburrokhim (al baqarah; 128-129)
Artinya: Ya Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar dan Mengetahui, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Robbi ja alni muqimas sholati wa min dzuriyyati, robbana wa taqobal doa, Robbannagh firli wa li wa li dayya wa li jamiil mukminina yauma yaqumul hisab (ibrahim; 40 -41)
Artinya : Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku, ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab.

4. Doa Nabi Yunus
Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin (al anbiya;87)
Artinya: Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim

5. Doa Nabi Zakariya
Robbi latadzarni wa anta khoirul warisin (al anbiya ; 89)
Artinya: Ya Allah janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya engkau pemberi waris yang paling baik

Robbi habli miladunka duriyattan, thoyibatan innaka sami’ud du’a (ali imron;28)
Artinya: Ya Tuhan berilah aku seorang anak yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau maha pendengar Doa.

6. Doa Nabi Musa
Robis shrohli shodri wa ya shirli amri wah lul uqdatam mil lissani yah khohu khouli (Thoha ; )
Artinya: Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku.

Robbi inni dholamtu nafsi fa firlhi (al qhosos ; 16)
Artinya: Ya Allah aku menganiaya diri sendiri, ampunilah aku.

Robbi Naj jini minal qumid dholimin
Artinya: Ya Tuhan lepaskanlah aku dari kaum yang dholim

Robbi ini lima anzalta illayya min khoirin faqir (al qhosos; 24)
Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

Robbi firli wa li akhi wa adkhilna fi rohmatika, ya arhamar rokhimin
Artinya: Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau Maha Penyayang diantara yang menyayangi.

7. Doa Nabi Isa
Robbana anzil alaina ma idatam minas samai taqunu lana idzal li awalina, wa akhirina, wa ayyatam minka war zukna wa anta khoiru roziqin ( al maidah ; 114)
Artinya: Ya Tuhanku turunkanlah pada kami hidangan dari langit, yang turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rejeki dan Engkaulah pemberi rejeki yang paling baik.

8. Doa Nabi Syuaib
Robbana taf bainana, wa baina kaumina bil haqqi, wa anta khoirul fatihin (A araf; 89)
Artinya: Berilah keputusan diantara kami dan kaum kami dengan adil, Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.

9. Doa Nabi Ayyub :
Robbi inni masyaniyad durru wa anta arhamur rohimin
Artinya: Bahwasanya aku telah ditimpa bencana, Engkaulah Tuhan yang paling penyayang diantara penyayang.

10. Doa Nabi Sulaiman
Robbi auzidni an askhuro ni’matakallati an amta allaya wa ala wa li dayya wa an a’mala sholikhan tardhohu wa ad khilni birrohmatika fi ibadikas sholikhin (an naml; 19)
Artinya: Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh.

11. Doa Nabi Luth
Robbi naj jini wa ahli mimma ya’malun
Artinya: Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari perbuatan yang mereka kerjakan

Robbin surni alal kaumil mufsidin (assyu araa ; 169)
Artinya: Ya Tuhanku tolonglah aku dari kaum yang berbuat kerusakan

12. Doa Nabi Yusuf
Fatiros samawati wal ardli anta fiddunya wal akhiro tawwaffani musliman wa al hiqni bissholihin (yusuf ; 101)
Artinya: Wahai pencipta langit dan bumi Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat wafatkanlah aku dalam keadaan pasrah (islam), dan masukkanlah aku dengan orang-orang sholeh.

13. Doa Nabi Muhammad
Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar (hadist)
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah aku dari api neraka.

Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab (Ali Imron; 8 )
Artinya: Ya Tuhanku janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan berilah kami rahmat, sesungguhnya Engkau adalah dzat yang banyak pemberiannya.

Tenangkanlah Hatimu



Roda kehidupan terus menggelinding. Banyak cerita dan episode yang dilewati pada setiap putarannya. Ada sedih, ada senang. Ada derita, ada bahagia. Ada suka, ada duka. Ada kesempitan, ada keluasan. Ada kesulitan, dan ada kemudahan. Tidak ada manusia yang tidak melewatinya. Hanya kadarnya saja yang mungkin tidak selalu sama. Maka, situasi apapun yang tengah engkau jalani saat ini, tenangkanlah hatimu.

Manusia bukan pemilik kehidupan. Tidak ada manusia yang selalu berhasil meraih keinginannya. Hari ini bersorak merayakan kesuksesan, esok lusa bisa jadi menangis meratapi kegagalan. Saat ini bertemu, tidak lama kemudian berpisah. Detik ini bangga dengan apa yang dimilikinya, detik berikutnya sedih karena kehilangannya. Maka, episode apapun yang sedang engkau lalui pada detik ini, tenangkanlah hatimu.

Cerita tidak selalu sama. Episode terus berubah. Berganti dari satu situasi kepada situasi yang lain. Berbolak-balik. Bertukar-tukar. Kadang diatas, kadang dibawah. Kadang maju, kadang mundur. Itulah kehidupan. Namun, satu hal yang seharusnya tidak pernah berubah pada kita; yaitu, hati yang selalu tenang dan tetap teguh dalam kebenaran.

Saudaraku, ketenangan sangat kita butuhkan dalam menghadapi segala situasi dalam hidup ini. Terutama dalam situasi sulit dan ditimpa musibah. Jika hati dalam kondisi tenang, maka buahnya lisan dan anggota badan pun akan tenang. Tindakan akan tetap pada jalur yang dibenarkan dan jauh dari sikap membahayakan. Kata-kata akan tetap hikmah dan tidak keluar dari kesantunan, sesulit dan separah apa pun situasi yang sedang kita hadapi. Dan dengan itu lah kemudian –insya Allah- kita akan meraih keuntungan. 

Ketenangan Milik Orang yang Beriman 

Ketenangan adalah karunia Allah yang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman. Tentang hal ini Allah berfirman:
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath [48]: 4).

Syaikh Abdurrahman As-Si’dy rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan tentang karunia-Nya atas orang-orang yang beriman dengan diturunkan kepada hati mereka sakinah. Ia adalah ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terhimpit cobaan dan kesulitan yang menggoyahkan  hati, mengganggu pikiran dan melemahkan jiwa. Maka diantara nikmat Allah atas orang-orang yang beriman dalam situasi ini adalah, Allah meneguhkan dan menguatkan hati mereka, agar mereka senantiasa dapat menghadapi kondisi ini dengan jiwa yang tenang dan hati yang teguh, sehingga mereka tetap mampu menunaikan perintah Allah dalam kondisi sulit seperti ini pun. Maka bertambahlah keimanan mereka, semakin sempurnalah keteguhan mereka.” (Taisir al Karim: 791).

ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ

“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Taubah [9]: 26)

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al Fath [48]: 18) 

Senjata Orang Beriman
 
Jiwa yang tenang dan hati yang teguh adalah senjata orang-orang shaleh dari sejak dahulu dalam menghadapi kondisi sulit yang mereka temui dalam kehidupan mereka.

Ashabul Kahfi adalah diantaranya. Saat mereka mengumandangkan kebenaran tauhid dan orang-orang pun berusaha untuk menyakiti mereka, sehingga mereka terusir dari tempat mereka dengan meninggalkan keluarga dan kenyamanan hidup yang sedang mereka nikmati, serta tinggal di gua tanpa makanan dan minuman, ketenangan dan keteguhanlah yang membuat mereka mampu bertahan. Allah berfirman tentang mereka,

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al Kahfi [18]: 14)

Dalam perjalanan dakwah dan jihad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita tentu ingat kisah perjalanan hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya yang mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ketika mereka berdua masuk ke dalam gua, berlindung dari kejaran orang-orang musyrik yang saat itu tengah dalam kemarahan yang memuncak dan dengan pedang-pedang yang terhunus, hingga Abu Bakar berkata, “Jika salah satu mereka menundukkan pandangannya ke arah kedua sandalnya, niscaya ia akan melihat kita.” Dalam kondisi genting itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penuh ketenangan berkata, “Bagaimana menurutmu tentang dua orang, yang Allah ketiganya.” (Lihat Shahîh al Bukhâri no: 3653, Shahîh Muslim no: 2381)

Allah berfirman:

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.” (QS. Al Taubah [9]: 40)

Kisah lain yang sangat menakjubkan adalah kisah pada hari perang badar. Musuh dalam kondisi sangat kuat dan digdaya, dengan persenjataan yang cukup lengkap di depan mata, menghadapi tentara Allah yang sedikit, persenjataan kurang dan tanpa persiapan untuk berperang. Akan tetapi ketenangan bersemayam dalam hati-hati mereka. Maka Allah memenangkan mereka dengan kemenangan yang jelas.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, “Oleh karena itu, Allah mengabarkan tentang turunnya ketenangan kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman dalam situasi-situasi sulit.” (Madâriju al Sâlikîn: 4/392 cet. Dâr al Thîbah) 

Meraih Ketenangan
 
Jika demikian penting ketenangan dalam hidup kita, karena kesuksesan juga sangat bergantung kepadanya, maka bagaimanakah cara untuk meraih ketenangan itu? Sebagian orang mencari ketenangan dengan perbuatan sia-sia, sebagian mereka bahkan mencari ketenangan di tempat-tempat kemaksiatan. Semua itu keliru dan fatal akibatnya. Alih-alih ketenangan, semua itu justru akan semakin membuat hati diliputi kesedihan. Jika pun ketenangan didapatkannya, namun ia adalah ketenangan yang palsu dan sesaat.
Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir al Syatsry –semoga Allah menjaganya- dalam kitabnya “Hayâtu al Qulûb” menyebutkan arahan-arahan yang terdapat dalam al Qur`an dan sunnah untuk meraih ketenangan tersebut:

1. Berkumpul dalam rangka mencari ilmu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada:

« مَا اجتمعَ قَوم في بيت من بُيُوتِ الله تباركَ وتعالى يَتْلُونَ كتابَ الله عزَّ وجلَّ ، ويَتَدَارَسُونَهُ بينهم ، إِلا نزلت عليهم السكينةُ ، وَغَشِيَتْهم الرحمةُ ، وحَفَّتْهم الملائكة ، وذكرهم الله فيمن عنده »

“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca Kitabullah azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah, rahmat akan meliputi mereka, para malaikan akan mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka dihadapan malaikan yang berada di sisi-Nya.” (HR Muslim no. 2699)

2. Berdoa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah mengulang-ulang kalimat doa berikut dalam perang ahzab:

فَأَنْزِلَنَّ سَكِيْنَةً عَلَيْنَا   وَثَبِّتِ الأَقْدَامِ إِنْ لَاقِينَا

“Maka turunkanlah ketenangan kepada kami
            Serta teguhkan lah kaki-kaki kami saat kami bertemu (musuh)”
Maka Allah memberikan mereka kemenangan dan meneguhkan mereka.

3. Membaca al Qur`an

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ »

“Ia adalah ketenangan yang turun karena al Qur`an.” (HR Bukhari: 4839, Muslim: 795).

4. Memperbanyak dzikrullah

Allah berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du [13]: 28)

5. Bersikap wara’ (hati-hati) dari perkara syubhat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْبِرُّ مَا سَكَنَتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَالإِثْمُ مَا لَمْ تَسْكُنْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَلَمْ يَطْمَئِنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَإِنْ أَفْتَاكَ الْمُفْتُونَ

“Kebaikan itu adalah yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentram kepadanya. Sementara dosa adalah yang jiwa meresa tidak tenang dan hati merasa tidak tentram kepadanya, walaupun orang-orang mememberimu fatwa (mejadikan untukmu keringanan).” (HR Ahmad no. 17894, dishahihkan al Albani dalam Shahîh al Jâmi no: 2881)

6. Jujur dalam berkata dan berbuat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ 

“Sesungguhnya jujur itu ketenangan dan dusta itu keragu-raguan.” (HR Tirmidzi no: 2518)

Begitu pun semua ketaatan kepada Allah dan sikap senantiasa bersegera kepada amal shaleh adalah diantara faktor yang akan mendatangkan ketenangan kepada hati seorang mukmin. Jika kita selalu mendengar dan berusaha untuk mentaati Allah dan rasul-Nya, maka hati kita akan kian tenang dan teguh. Allah berfirman:

“…Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (QS. An Nisâ [4]: 68)

Saudaraku, jika kita dapat mempertahankan ketenangan hati sehingga senantiasa teguh berada dalam jalan Allah, apa pun yang terjadi kepada kita, maka bergembiralah, karena kelak saat kita meninggalkan dunia yang fana ini, akan ada yang berseru kepada kita dengan seruan ini:

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al Fajr [89]: 27-30) (Lihat Hayâtu al Qulûb: 90-91)

Wallâhu ‘alam, wa shallallâhu ‘alâ nabiyyinâ Muhammad.
[Meteri ilmiah dalam tulisan ini banyak diispirasi oleh Kitab Madâruju al Sâlikîn karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh, cet. Dâr al Thîbah dan Kitab Hayâtu al Qulûb cet. Dâr Kunûz Isybîliyâ karya Syaikhunâ Dr. Sa’ad bin Nâshir al Syatsry hafidzahullâh]
Riyadh, 27 Jumada Tsani 1433 H
Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc (Alumni Universitas Al Azhar Mesir dan da’i di Maktab Jaliyat Bathah Riyadh KSA)

Artikel Muslim.Or.Id

10 Prioritas Buku Bacaan untuk Kaum Muslimin


Membaca adalah aktivitas yang diperintahkan pertama kali oleh Allah kepada manusia melalui firman-Nya :

“Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Rabb-mu lah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq : 1-5).

Namun, terkadang kita masih bingung, bacaan yang mana saja yang sebaiknya dibaca? Berikut ini adalah prioritas bacaan yang sebaiknya dibaca. tulisan ini dikutip dari sebuah buku terjemahan berjudul Spiritual Reading, Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca karangan Dr. Raghib As Sirjani dan Amir Al-Madari, dengan beberapa penyesuaian tentunya.

Prioritas Pertama, Al Qur’an Al Karim
Seorang ulama pernah berkata, “Wajib bagi seorang Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam mengkhatamkan Al Qur’an sebulan sekali atau kurang dari satu bulan.”

Kalau satu bulan sudah harus khatam, artinya kita harus menyediakan waktu-waktu khusus tiap harinya untuk membaca Al Qur’an. Undang-undang yang paling populer dan paling benar, surat cinta paling indah dan paling romantis, kitab paling lengkap dan paling update. Langsung dari Allah, membacanya bernilai ibadah apalagi kalau kita juga mengajarkannya. Intinya, Al Qur’an menempati prioritas tertinggi dalam daftar bacaan seorang Muslim.

Prioritas Kedua, Al Hadits Asy Syarif
Sumber hukum kedua setelah Al Qur’an adalah hadits. Allah Mengutus Rasulullah dengan perkataan yang sempurna. Hal ini juga berarti bahwa kalimatnya pendek, tetapi maknanya sangat luas. Dengan membaca satu hadits yang sangat pendek, kita akan mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan hikmah yang sangat banyak.  Membaca hadits Nabi sebaiknya juga menjadi agenda pokok seorang muslim.

Kita dapat mulai dari Hadits Arba’in karangan Imam Nawawi, lalu Riyadhus Shalihin (juga karangan Imam Nawawi). Kemudian, bisa juga membaca Lu’lu wal Marjan, yakni hadits yang disepakati oleh dua Imam (Imam Bukhari dan Muslim). Bisa juga intisari hadits Imam Bukhari dan Muslim.

Prioritas Ketiga, Ilmu-ilmu Syar’i
Ilmu-ilmu Islam sangat banyak. Karena itu, usahakan agar setiap memasuki taman hendaknya memetik satu bunga. Bacalah seluruh cabang-cabang ilmu syariah. Sebab, hal ini akan mewariskan kepada kita warisan yang indah dan membangun pondasi kuat yang memungkinkan kita bisa membangun di atasnya bangunan yang besar, Insya Allah.

Mulailah dengan buku yang paling ringan dan tidak tebal. Kemudian secara bertahap, ditambah sedikit demi sedikit. Berikut ini adalah sebagian contoh dari sebagian buku yang mungkin dengannya kita bisa membangun pondasi yang kokoh dalam ilmu-ilmu syar’i :
Intisari Tafsir Ibnu Katsir. Buku ini merupakan buku tafsir Al Qur’an yang bagus. Ia memiliki keistimewaan sederhana dalam susunan kata dan memiliki ungkapan sangat mudah. Kita bisa mulai dari tafsir Juz Amma dan surah Tabarak, kemudian dilanjutkan dengan membaca tafsir surah-surah lainnya yang sudah kita hapal. Fiqhus Sunnah, karya Sayyid Sabiq. Juz pertama membahas tentang hukum shalat, zakat, puasa, dan haji. Hal tersebut sangat penting bagi kita agar dapat melaksanakan ibadah secara benar sesuai perintah Allah.

Al-Iman, karya DR. Muhammad Nu’aim Yasin, yakni buku yang sangat sederhana tentang akidah islamiyah. Dalam buku itu, penulis berbicara tentang bagaimana beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada Qadha’ dan Qadar. Muhtashar Minhajul Qashidin, karya Ibnu Qudamah (di Indonesia diterbitkan dengan judul Minhajul Qashidin) adalah kitab yang sangat bagus. Buku tersebut membahas tentang masalah ruhiyah, penyakit-penyakit hati, cara penyembuhannya, serta memuat sebagian bahaya dari akhlak, seperti marah, bakhil, dan sebagainya. Selain itu, juga dibahas mengenai bagaimana bertaubat, bagaimana mencintai Allah, dan bagaimana agar Allah Mencintai kita.

Khuluqul Muslim, karya Muhammad Al Ghazali. Judul Indonesianya, Akhlak Seorang Muslim. Buku tersebut merupakan buku yang sangat menarik yang berbicara mengenai akhlak asasi yang harus dimiliki seorang muslim. Wanita dalam Pandangan Islam, karangan Dr. Abdul Muta’al Al-Jabari. Buku ini merupakan buku yang sangat penting dan detail dalam menjelaskan nilai wanita dalam Islam dan peranannya, serta syubhat yang terlontar sekitar wanita dan bantahannya. Namun, buku tersebut bukan hanya untuk wanita saja, bagi laki-laki juga penting. Ar-Rahiq Al-Makhtum (versi Indonesia : Sirah Nabawiyah dan Sejarah Hidup Nabi Muhammad) yang ditulis Al Mubarakfuri. Kitab ini menjelaskan tentang sirah Rasulullah secara sederhana dari lahir hingga beliau wafat.

Shuwar min Hayatis Shahabah (Judul Indonesianya : Ensiklopedi Sahabat) karangan Abdurrahman Ra’fat Basya, yakni buku tentang biografi para sahabat nabi. Keistimewaan buku ini adalah bahasanya yang sangat indah dan susunan katanya yang sangat mudah, sederhana, tetapi sangat luas cakupan pengetahuannya. Madza Khasiral ‘Alam bi Inhithathil Muslimin? (versi Indonesianya : Derita Dunia Akibat Kemunduran Umat Islam) yang ditulis oleh Abu Hasan An-Nadawi. Buku yang sangat penting dalam menjelaskan kondisi sebelum Islam, serta bagaimana Islam mengubah dan memperbaiki pemahaman manusia.

Min Rawa’i’i Hadharatina (diterbitkan di Indonesia dengan judul Khazanah Peradaban Islam ) karya Dr. Mustafa As-Siba’i. Buku ini adalah buku yang paling indah yang menulis tentang indahnya peradaban Islam dan sejauh mana seorang muslim mencapai ketinggian dan kemajuan dalam peradaban yang beraneka ragam. Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (idem dengan di atas, tidak dijelaskan ada atau tidak terbitan Indonesianya) karya Ibnu Rajab Al-Hambali. Buku ini menjelaskan lebih dari lima puluh hadis dari hadis-hadis Nabi dengan gaya bahasa yang sangat indah dan teratur. Ibadah dalam Islam karya Dr. Yusuf Al Qardhawi. Judul-judul buku di atas hanya contoh sekilas saja. Masih banyak buku-buku bagus lainnya yang juga sangat penting.

Prioritas Keempat, Buku-buku yang Sesuai dengan Spesialisasi Ilmiah Tertentu

Kebanyakan orang-orang yang berkomitmen dengan agama, sangat kurang perhatiannya dalam masalah ini. Membaca dalam bidang spesialisasi tertentu sangat penting guna meraih tujuan. Seorang dokter harus membaca masalah kedokteran, akuntan harus membaca tentang akuntansi, ekonom harus membaca buku-buku yang membahas tentang masalah ekonomi dan keuangan. Jadi, kita dapat memiliki pemahaman yang menyeluruh, baik dari sisi syariah maupun sisi keduniaannya.

Prioritas Kelima, Buku tentang Analisis Sejarah

Sejarah sangat penting dan cukuplah sebagai bukti hal itu bahwa sepertiga Al Qur’an adalah sejarah. Sepertiga Al Qur’an berbicara tentang sejarah zaman dahulu, yang tujuannya jelas, yakni mengambil ibrah, tafakur dengan kejadian, dan mengambil intisari dari sunnatullah dalam penciptaan-Nya di muka bumi. Sejarah secara keseluruhan itu penting, namun selalu ada yang lebih diutamakan. Sejarah yang paling penting untuk dibaca adalah sejarah Rasulullah, kemudian sejarah para Khulafa’urrasyidin yang empat, sejarah Islam lainnya, baru setelah itu sejarah selain Islam.

Beberapa contoh dari buku-buku tentang sejarah ini telah disebutkan sebelumnya, pada bagian buku tentang ilmu-ilmu syar’i. Di antaranya adalah Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, buku Sirah karangan Ibnu Hisyam, Fiqhus Sirah karya Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi, dan Fiqhus Sirah karya Muhammad Al-Ghazali, serta buku-buku tentang sejarah Rasulullah lainnya. Untuk sejarah Khulafa’ur Rasyidin ada buku ‘Itmamul Wafa fi Siratil Khulafa’ karya Muhammad Al-Khudhari Bek.

Buku tentang sahabat Nabi lainnya, Shuwar min Hayatis Shahabah karya Abdurrahman Ra’fat Basya. Sedangkan buku-buku yang membahas tentang sejarah Islam, ada Madza Khasiral ‘Alam bi Inhithathil Muslimin? (Derita Dunia Akibat Kemunduran Umat Islam) yang ditulis oleh Abu Hasan An-Nadawi, Min Rawa’i’i Hadharatina karya Dr. Mustafa As-Siba’i, Ad-Difa’ ‘anil Islam (Membela Islam) karya Mustafa Najib.

Prioritas Keenam, Buku tentang Politik
Yang ini bisa dicari sendiri, sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Yang termasuk prioritas ini juga meliputi mengikuti berita harian dengan cepat dan selalu memperhatikan berita yang berbeda-beda, baik milik pemerintah maupun milik oposan, dalam dan luar negeri, yang Islami maupun yang non Islami, dsb. Ketika membaca berita-berita tersebut, harus dibarengi rasa waspada akan berita yang menyesatkan serta jauh dari fakta. Usahakan untuk membandingkan antar berita yang satu dengan yang lain. Secara perlahan, kita akan bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, antara yang nyata dan yang mengada-ada. Biasanya hal ini (membedakan berita yang nyata dan yang mengada-ada tersebut ) akan lebih mudah dengan berbagi informasi dengan orang yang dapat dipercaya.

Prioritas Ketujuh, Buku tentang Pendapat Orang Lain

Hikmah adalah barang yang hilang dari orang mukmin. Di mana saja ia memperoleh, maka ia adalah orang yang paling berhak untuk mengambilnya. Kita sangat perlu membaca buku-buku orang lain, buku-buku yang dimaksud di sini adalah buku di luar Islam. Hal ini supaya kita tahu, bagaimana arah pemikirannya, apa saja dalil-dalilnya, serta bagaimana pendapatnya. Akan tetapi, dalam membaca buku-buku ini, sebaiknya kita didampingi seorang yang memiliki ilmu sebagai pembimbing, serta kita juga wajib mencari tahu biografi penulisnya maupun trackrecord penerbitnya agar kita tidak larut dalam arus pemikiran mereka.

Prioritas Kedelapan, Buku tentang Syubhat Seputar Islam
Banyak sekali syubhat seputar Islam sejak turun wahyu hingga sekarang. Hal yang kita tahu dan kita yakini, bahwa Islam adalah agama yang sempurna, tanpa ada cacat dan salah. Sebab, Islam bersumber dari Rabb semesta alam. Namun, kita sering kehabisan dalil yang memuaskan untuk membantahnya dan kita juga sering bersikap bodoh dengan kebenaran yang kita yakini.

Pada zaman sekarang ini, banyak sekali syubhat tentang agama kita yang agung ini. Beberapa di antara syubhat-syubhat tersebut muncul dengan cara diadakan muktamar yang mengeluarkan biaya sangat besar serta penyusunan kekuatan yang sangat besar dan jumlahnya banyak. Karena itu, kewajiban kita adalah membantah seluruh syubhat ini dan memberi hujjah dengan hujjah, dan bukti dengan bukti.

Bagaimana Islam menempatkan wanita? Bagaimana membantah orang yang mengatakan bahwa Islam hanya berkembang dengan tajamnya pedang? Bantahan apa yang akan disampaikan kepada orang yang mengatakan bahwa qisash akan mencetak generasi buntung yang tidak memiliki tangan? Selain itu, bantahan apa yang akan kita sampaikan kepada orang yang mengatakan bahwa Islam adalah agama teroris, kekerasan, kolot, dan ketinggalan zaman?

Perkataan ini sangat tidak bisa diterima, baik secara logika yang kuat maupun meyakinkan. Berkenaan dengan masalah ini, kita wajib membaca.

Adapun buku yang barangkali bisa membantu kita dalam masalah ini adalah Syubuhat Haulal Islam (Syubhat Sekitar Islam) karya Ustadz Muhammad Qutub, Benarnya Islam dan Batilnya Musuhnya karya Abbas Mahmud Al-Aaqad, Islam dalam Sangkar Tuduhan karya Dr. Syauqi Abu Khalil, dan lain sebagainya.

Prioritas Kesembilan, Buku tentang Pendidikan Anak
Dalam mendidik anak, kita perlu memiliki ilmu dasar dan seni. Di antara buku tentang hal ini adalah, Tarbiyatul Aulad fil Islam (Pendidikan Anak dalam Islam) yang ditulis oleh Abdullah Nasih Ulwan. Di samping buku tersebut, tentu banyak pula buku yang ditulis oleh pakar pendidikan tentang kejiwaan anak dan kebutuhannya.

Selain itu, kita juga perlu membaca kisah anak-anak sehingga kita bisa menggunakan  metode yang tepat untuk menyampaikan kisah di kelompok-kelompok, masjid, atau rumah. Akal anak-anak lebih besar dari apa yang kita bayangkan dan kemampuan untuk menguasai lebih lemah dari apa yang kita sampaikan. Sungguh tidak cocok sekali jika apa yang ada di otak anak-anak Muslim tak lebih dari film-film kartun yang berisi kekerasan dan permusuhan. Padahal, di sana ada ilmu yang sangat besar yang mungkin bisa dikuasai oleh anak-anak dengan syarat disampaikan kepada mereka dengan cara yang tepat dan kepandaian untuk mengajar anak. InsyaAllah kondisi umat ini akan berubah menjadi lebih baik jika kita berhasil mencetak generasi yang suka membaca dan cint.

Prioritas Kesepuluh, Buku tentang Hiburan
Di samping sembilan prioritas di atas, pasti masih ada obyek-obyek penting lainnya yang perlu kita baca. Prioritas terakhir ini adalah bacaan hiburan. Kita tidak dilarang untuk menggunakan sebagian waktu kita untuk membaca bacaan yang bersifat hiburan. Akan tetapi ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih bacaan yang bersifat hiburan : Tidak keluar dari aturan Islam. Misalnya, tidak membaca cerita yang tidak sopan dan tidak berakhlak yang mendorong untuk melakukan perkara yang hina. Selain itu, tidak pula membaca syair yang berakibat dosa. Tidak menggunakan banyak waktu untuk hiburan. Hal ini karena kita adalah umat yang serius sehingga memberi hiburan pada diri kita itu sifatnya kadang-kadang saja. Di samping itu, kita bukanlah umat yang suka bercanda ria dan seriusnya hanya beberapa saat saja.

Itulah sepuluh prioritas yang bisa digunakan dalam menentukan bacaan. Ada yang lebih penting dari sepuluh prioritas tersebut, yaitu kita membaca. Percuma jika kita hanya membuat prioritas tanpa melaksanakannya. Baca, ayo baca!!! Semoga bermanfaat.

Ya Allah, Ya ‘Aliim… Permudahlah jalan ilmu kami… Permudahlah jalan kami menuju surga-Mu“ Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Sumber: http://www.fimadani.com/10-prioritas-buku-bacaan-untuk-kaum-muslimin/

Keajaiban itu ada disekitar kita



Seorang guru memberikan tugas  kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia. Tepat sebelum kelas usai siang itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka. Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu. Malamnya sang guru memeriksa tugas itu. Sebagian besar siswa menulis demikian.

Perkuat Hubungan dengan Allah


Dalam menjalani kehidupan kita akan semakin sadar bahwa kita adalah mahluk yang sangat lemah. manusia boleh saja berencana, tapi tuhanlah yang berhak memutuskan. tidak ada kekuatan atau keputusan final bagi rencana-rencana kita kecuali atas pertolongan Allah SWT. Apalagi untuk urusan pekerjaan dan jodoh, yang rahasianya hanya ditangan Allah. Karenanya, perbanyaklah berdoa.  
Yang namanya doa sebenarnya tergantung kebutuhan masing-masing orang. Tapi, berikutnya ini adalah salah satu doa terkait jodoh yang mungkin bisa kita panjatkan. Doa ini pernah ditulis oleh Syaikh Sayyid Quthb dalam salah satu tulisannya.
 
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,